Welcome


widget

Senin, 14 Juli 2014

:: Menjadi Orangtua Istimewa ::


Anda ingin menjadi orangtua yang baik? Ingin membesarkan anak yang bahagia, sehat, dan berperilaku baik? Rahasianya adalah menjalin hubungan yang lebih erat dengan si buah hati.

Anak yang memiliki ikatan hubungan sangat erat dengan orangtuanya cenderung tidak di-bully; kalaupun mereka mengalaminya, mereka akan lebih tahan menghadapinya. Anak-anak itu akan lebih mampu mengatasi tantangan serta memiliki rasa percaya diri yang lebih besar.

Tanpa jalinan hubungan yang erat dengan orangtua, hasrat alami kita untuk menjalin kedekatan akan berjalan horizontal. Anak akan menjalin hubungan itu dengan orang-orang dari tempat lain bila tidak mendapatkannya dari orangtua atau anggota keluarga. Dan ketika lingkungan yang mengelilingi si anak memiliki pengaruh negatif, ini berpotensi menciptakan keterasingan. Anda harus tetap berkomunikasi dengan anak-anak. Berikut beberapa saran sederhana yang bisa membantu memperkuat ikatan dengan anak-anak dan bagaimana membuahkan pesan positif untuk masa depan mereka.





Kuantitas & Kualitas Waktu Bersama
Prioritaskan waktu bersama si buah hati: luangkan waktu walau hanya 10-15 menit setiap hari. Dalam suatu hubungan, tidak ada kualitas tanpa kuantitas. Waktu yang berkualitas itu mitos belaka. Anda tidak bisa mengharapkan hubungan yang baik dengan anak jika Anda menghabiskan seluruh waktu di tempat kerja dan mereka menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Jadi, sesulit apapun dengan tekanan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, jika memang ingin memiliki hubungan yang lebih baik dengan anak-anak, kita harus meluangkan waktu untuk mewujudkannya. Awali dengan pertanyaan sederhana seperti, “Ada cerita apa hari ini?” Memberikan kesempatan seperti ini pada mereka setiap hari juga akan membuat mereka terbuka pada Anda dan secara tidak langsung membuat mereka merasa berarti.

Masuki Dunia Mereka
Sejak bayi hingga usia sekitar 8 tahun, anak-anak menghabiskan banyak waktu mereka di lantai. Jika kita ingin memasuki dunia mereka, kita juga harus berada pada level yang sama. Jadi, jika anak Anda bermain di lantai, Anda juga harus di lantai. Bermain boneka, membangun benteng dari balok, lakukan permainan apapun yang disukai Si Kecil. Singkirkan perasaan kalau Anda bertingkah konyol; keluarlah dari kungkungan rasa malu itu dan temui anak Anda. Jika usia anak Anda sudah lebih besar, Anda bisa ikut menonton acara TV atau film yang mereka sukai. Jelaskan padanya kalau Anda ingin kongkow bersama. Bahkan jika Anda bukan penggemar Spongebob Squarepants sekalipun, tanyakan tentang tokoh-tokoh itu dan ceritanya untuk memulai percakapan dengannya. Tunjukkan pada mereka kemampuan untuk berempati sebagai manusia. Dengan menempatkan diri pada posisi mereka dan melihat dunia dari mata mereka, Anda akan memberikan contoh sempurna bagi mereka untuk bisa memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, yang penting bagi perkembangannya untuk menjadi individu yang berwawasan terbuka.


Mau Mendengar
Alih-alih langsung marah ketika anak Anda bertengkar dengan saudaranya, cobalah menyimak cerita kedua pihak dan dengar alasan sikap mereka. Salah satu contoh pernyataan yang baik: “Ibu mengerti kenapa kamu marah pada kakakmu, tapi Ibu senang kalian bisa membicarakannya baik-baik, tidak langsung teriak-teriak atau memukul.” Pernyataan itu berarti Anda mengakui perasaan si anak, memberikan imbalan atas pilihan mereka. Mengizinkan Si Kecil menyatakan pendapat dan menunjukkan kalau Anda mengerti alasannya, bahkan bila Anda mungkin tidak setuju, akan mengajarkan padanya untuk memiliki sikap serupa. Respek terhadap diri sendiri maupun orang lain hanya mungkin terwujud ketika semua itu dilakukan secara setara. Karena itu, jika ingin anak Anda menghargai Anda, berarti Anda juga harus menunjukkan respek yang sama.

Komunikasi yang Baik
Wajar bila anak mendambakan konsistensi dan kebiasaan. Namun, seperti kita ketahui, perjalanan hidup membawa banyak perubahan, baik yang sudah diperkirakan atau tidak, sehingga kita tidak bisa mengontrolnya. Untuk membantu mempersiapkan anak menghadapi banyak perubahan dalam hidup, kita harus memulai dengan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

Komunikasi adalah kunci dalam hubungan apapun dan tanpa komunikasi hubungan takkan tercipta. Kemampuan berkomunikasi dengan anak bisa membantu menghilangkan kesalahpahaman dan asumsi. Anak-anak memerlukan banyak waktu untuk memproses perubahan dan kejadian mendatang yang tidak ia ketahui. Jadi, bila memungkinkan, usahakan untuk mengomunikasikan semua rencana baru yang mungkin memengaruhi mereka beberapa minggu sebelum waktunya tiba. Misalnya, jika ingin mengajak buah hati Anda mengikuti summer camp, pastikan Anda melibatkannya jauh-jauh hari dan beri kesempatan pada mereka untuk bertanya sebanyak mungkin semau mereka sebelum mengambil keputusan apapun.

Tunjukkan Dukungan
Jadilah panutan yang positif. Jika Anda terlalu keras pada diri sendiri, pesimis atau tidak realistis terhadap kemampuan dan keterbatasan, mungkin anak pada akhirnya akan meniru. Pupuklah rasa percaya diri Anda dengan menunjukkan kebaikan pada diri sendiri dan anak Anda, dan mereka akan memiliki panutan yang hebat. Rasa menghargai diri sendiri berfungsi baik perisai bagi anak dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia. Anak yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan mereka dan merasa nyaman terhadap diri sendiri tampaknya lebih mudah menangani konflik dan menahan tekanan negatif. Jangan lupa memuji anak; bukan hanya karena mereka berhasil melakukan sesuatu, tetapi karena usaha yang sudah ia tunjukkan. Misalnya, jika anak Anda gagal masuk tim sepakbola, cobalah sampaikan “Yah, kamu memang gagal masuk tim, tapi Ibu bangga sekali karena kamu sudah berusaha keras.” Mereka akan mengerti bahwa meski mereka memiliki kelemahan, semua itu tetap tidak menghilangkan atau mengurangi harga diri mereka sebagai manusia.




Sekedar mengatakan sayang pada anak-anak saja tidaklah cukup. Kita perlu menunjukkannya dalam setiap perbuatan setiap hari agar mereka merasakannya. Jadikan hubungan dengan anak sebagai prioritas pertama. Karenanya, jangan sepelekan waktu dan kesempatan yang kita miliki untuk sebisa mungkin bersama anak agar mereka merasakan pertalian itu dengan kita dan dalam perkembangan mereka ke depan, pengalaman masa kecil itu akan terbawa ke masa dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar