Pada sebuah sekolah, seorang guru mengajarkan sesuatu pada
murid-muridnya. Beliau meminta agar para murid membawa sebuah kantong
plastik besar dan mengisinya dengan kentang. Kentang-kentang itu
mewakili setiap orang yang pernah menyakiti hati mereka dan belum
dimaafkan. Setiap kentang yang dibawa, dituliskan sebuah nama orang yang
pernah menyakiti hati murid-murid itu.
Beberapa murid
memasukkan sedikit kentang, sebagian membawa cukup banyak. Para murid
harus membawa kentang dalam kantong itu kemanapun mereka pergi. Menemani
mereka belajar, dibawa pulang, dibawa lagi ke sekolah, diletakkan di
samping bantal mereka saat tidur, pokoknya, kentang dalam kantong itu
tidak boleh jauh dari mereka.
Makin hari, makin banyak murid yang mengernyitkan hidung karena kentang-kentang itu mulai mengeluarkan aroma busuk.
"Apakah kalian telah memaafkan nama-nama yang kalian tulis pada kulit kentang itu?" tanya sang guru.
Para murid tampaknya sepakat untuk belum bisa memaafkan nama-nama yang telah memaafkan mereka.
"Jika demikian, kalian tetap harus membawa kentang itu kemanapun kalian pergi,"
Hari
demi hari berlalu. Bau busuk yang dikeluarkan kentang-kentang itu
semakin membusuk. Banyak dari mereka yang akhirnya menjadi mual, pusing
dan tidak nafsu makan karenanya. Akhirnya, mereka membuang
kentang-kentang itu ke dalam tempat sampah. Dengan asumsi mereka juga
memaafkan nama-nama yang mereka tulis di atas kulit kentang.
"Nah,
para murid, dendam yang kalian tanam sama seperti kentang-kentang itu.
Semakin banyak kalian mendendam, semakin berat kalian melangkah. Semakin
hari, dendam-dendam itu akan membusuk dan meracuni pikiran kalian,"
ujar sang guru sambil tersenyum.
Para murid hanya terdiam, meresapi setiap perkataan guru mereka.
"Karena
itu, sekalipun kalian menyimpan dendam pada orang lain, atau mereka
pernah menyakiti hati kalian, maafkanlah mereka dan lupakan yang pernah
mereka lakukan, jadikan hal itu sebagai pembelajaran dalam hidup kalian.
Dendam sama seperti kentang-kentang busuk itu, kalian bisa membuangnya
ke tempat sampah,"
Para murid tersenyum. Sejak hari itu, mereka
belajar untuk menjadi manusia yang pemaaf dan tidak mudah menyimpan
dendam. Hidup mereka tenang tanpa terbebani bau busuk yang akan merusak
pikiran dan tubuh.
HIKMAH
Kawan, kisah ini menjadi
inspirasi bagi kita semua untuk menjadi manusia yang pemaaf. Sekalipun
dendam tidak kita rasakan beratnya secara fisik, tetapi secara mental
akan melemahkan langkah Anda, membuat hidup Anda tidak nyaman.
Maafkanlah mereka yang pernah menyakiti Anda dan hirup udara segar
kebebasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar